Cerita Pujangga Muda
Matahari kian berkuasa dan menyombongkan dirinya
Embun-embun pun mulai menghilang
Kicau burung dan sejuknya angin seraya sirna
Tapi kunang-kunang masih menyelimuti matanya
Langkah kaki yang tertatih-tatih mengawali hari
ini
Satu hari yang tidak membosankan untuknya
Sepercik air lalu menyirami pikirannya
Dan tak lupa memberi salam untuk jiwanya
Kertas yang berhamburan menghiasi ruangannya
Kumpulan kertas yang tak bermakna bagi yang lain
Ia lalu menuangkan pikirannya ke sana
Ayunan tangan yang mengikuti kata hatinya
Setitik tinta yang dirangkai dengan bunga jiwa
Mainan jemari yang terkadang membara
Puluhan, ratusan, bahkan ribuan kata yang terikat
Yang tak lepas dari dua bayang yang mengikutinya
Matahari pun mengalihkan kekuasaanya pada sang
bulan dan bintang
Penguasa malam yang selalu menghiasinya waktunya
tanpa lelah
Serta meredup untuk bersinar kembali sesuai
jalannya waktu
Tapi dia masih sadar bahwa dirinya hanyalah
pujangga muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar